sekarang kita merangkap ke episode 2^^
nah, kalo di episode 2 ini, aku sengaja membuatnya agak melodrama gitu
jadi, harap dimaklumi kalo ada adegan melodrama, alias sedih-sedih gitu yah..
happy reading :)
-->
nah, kalo di episode 2 ini, aku sengaja membuatnya agak melodrama gitu
jadi, harap dimaklumi kalo ada adegan melodrama, alias sedih-sedih gitu yah..
happy reading :)
-->
Haena sudah
duduk disalah satu sofa diruangan itu. Dia masih kaget dan terdiam. Sorang
siswa bertanya, “siapa kau?” tapi haena
hanya diam saja. “namanya, Lee HaeNa,
panggil saja haena-san. Dia murid pindahan seperti haruhi-kun. Tapi dia berasal
dari seoul, korea selatan.” Jawwab siswi yang tadi mengajak haena ke host klub,
yang belakangan baru diketahui namanya miri. “benarkah, sekalah asalmu apa?”
Tanya siswa lainnya. “Kirin Art High School.” Jawab haena singkat. Siswi-siswi
di ruangan itu mulai rebut membicarakan sekolah kirin. Tamaki-sama pun mulai
angkat bicara, “hime, kau dating dari negri seberang. Tentu kami akan
melayanimu dengan senang hati. Sekarang kau telah menjadi bagian dari ouran
high school, maka kau adalah tamu agung kami.” Dengan gaya lebaynya. Saat itu,
haena seperti mengingat seseorang, benar ! kepala sekolah. “kau…anak kepala sekolah?”
Tanya haena takut salah.-tenang haenah, gak slah kok- tamaki-sama dengan waja
kaget sekalikus tajubnya melototkan matanya menatap haena dan bertanya,
“mengapa kau tahu?” haena hanya menjawab dengan berkata, “itu sudah tertuliskan
dengn jelas diwajahmu” –ah..haena boong ! kamu kan taunya karna udah ketemu
principal- tamaki-sama lalu mengeluarkan cerminnya, dan melihat jidatnya.
–aduh..tamaki sama bego, yah..— “dasar idiot !” batin haena. Tiba-tiba,
miri-san bertanya pada haena, “tapi haena, apa yang membawamu kasini? Bukankah
saat kuajak tadi, kau bilang tidak mau?” “aku di tipu bodoh” batin haena, tapi
bukan itu yang dia katakana. Dia hanya berkata, “aku sedang mencari sebuah
piano.” Ruangan kembali heboh. “haena-san, kau pandai bemain piano?” Tanya
haruhi. –maaf yah, haruhi. Dari tadi kamu gak aku munculin..— mengetahui haena
pandai bemain piano, tamaki-sama tentu tidak bisa membiarkan haena sedih karena
tidak menemukan piano untuk digunakan. Dia kemudian mebolehkan haena
menggunakan piano diruangan itu. “baiklah, kau boleh menggunakan, piano di
ruangan ini. Tidak apa-apakan kyoya?” sambil melirik kyoya. Kyoya hanya
mengangguk sambil tersenyum. Haruhi juga tersenyum, haena yang senang langsung
menuju piano dan memainkan lagu halli to myself. –lha, itukan ost.nya dream
high, gak kreatif nih author. Hati-hati haena, guci aja 8juta yen gimana kalo
piano- Sementara itu appa ternyata mendengarkan alunan piano haena. Dalam
hatinya dia membatin, “lihatlah, jaein. Anakmu kini seperti dirimu, pandai
bergaul dan memiliki banyak teman.” Kemudian dia berjalan menjauh dengan
tersenyum.
Haena selesai
bermain piano, anak-anak lainnya sudah kembali pada aktifitas mereka
sebelumnya. Haena berencana meninggalkan ruangan yang menurutnya berisi
orang-orang aneh itu, tapi dia malah menabrak seseorang hingga dia jatuh
terduduk. Seseorang yang menabraknya kemudian membantunya berdir, “huh ! apa
kau tidak punya mata?” keluh haena. Setelah dia memperhatikan dengan jelas dia
baru menyadari kalau orang itu adalah kyoya-kun. “kyoya-kun..kenapa kau
disini?” Tanya haena keheranan. “aku adalah anggota klub ini, tepatnya wakil
presiden klub ini” jawab kyoya. “huh?”
batin haena, dia tidak percaya seorang kyoya yang tenang berada satu klub
dengan orang-orang aneh itu. –emang sih, gak wajar. Tapi kalo nonton versi
dorama aslinya, kita bakalan tau alas an kyoya-kun bergabung di klub ini-
kemudian haena bertanya, “apa benar tidak apa-apa, jika aku menggunakan piano
di ruangan ini?” Tanya haena pelan. “ ya, tidak apa-apa. Selama para tamu membayar
uang tambahan, jadi tidak apa-apa.” Jawab kyoya santai. Haena kembali menatap
kyoya dengan mata melotot. “kau fikir aku mengijinkanmu menggunakan piano itu
dengan Cuma-Cuma, aku tidak suka ikut campu pada urusan yang tidak memberikanku
keuntungan financial.” Sambung kyoya. Haena yang kesal mendengar kata-kata
kyoya barusan keluar dengan nafas tersengal, ternyata haruhi melihat kepergian
haena, dan tersenyum simpul. Diluar, dia mengatur nafasnya, “hah ! ternyata dia
juga sama tidak warasnya ! mana ada orang yang berfikir seperti itu?
Benar-benar egois” batin haena. Haena pun meninggalkan tempat itu, di dalam
haruhi menghapiri kyoya-kun. “kyoya-kun, ada apa? Mengapa haena-san pergi
dengan wajah emosi?” Tanya haruhi. “entahlah, aku hanya mengatakan kalau tidak
apa-apa dia menggunakan piano disini, karena para tamu-tamu yang akan
membayarnya.” Jawab kyoya dengan nada biasa. Sementara haruhi panic
mendengarnya, “apa? Kau mengatakan hal itu?” Tanya haruhi. “yah..kau tahu
sendirikan aku tidak mau berurusan dengan hal yang tidak memberikanku
keuntungan financial.” Jawab kyoya. “kyoya-kun, meskipun begitu kau tidak boleh
berkata begitu, kau ini benar-benar tidak sensitive !” ucap haruhi sambil
keluar berusaha mencari haena. *kyoya-kun emang tumpul dalam perasaan haruhi,
tapi itu yang mejadi daya tariknya.
Haruhi berhasil
menemukan haena, dia menemukannya diatap gedung. Kemudian haruhi menemui haena.
“kau tidak apa-apa?” Tanya haruhi sambil duduk disamping haena. “tidak
memangnya kenapa?” Tanya haena kembali. “soal tadi kyoya-kun berkata yang tidak
baik, kau pasti merasa di peralat.” Ucap haruhi pelan. “oh, soal itu. Tidak
masalah. Tadi aku hanya merasa mereka semua aneh.” Jawab haena. “aku juga
merasakan hal itu, pada awalnya.” Kata haruhi. “benarkah?” Tanya haena,
wajahnya terlihat senang , “tapi kalau kau merasa mereka aneh, kenapa kau
bergabung dengan klub mereka?” sambung haena. “oh, masalah itu, jadi.. saat aku
pertama tiba di sekolah ini, tanpa sengaja aku menjatuhkan guci milik klub
seharga 8.000.000 yen. Karena aku tidak punya uang untuk menggantinya, maka aku
harus bekerja sebagai host, hingga hutangku lunas.” Jelas haruhi. “wah,
ternyata kau juga diperalat, pria itu benar-benar keterlaluan. Bahkan kau juga
diperalatnya.” Oceh haena. “tapi meski begitu, seiring berjalan waktu aku
bersyukur bertemu mereka. Mereka membuatku merasakan yang namanya keluarga.” Jelas
haruhi. “keluarga ya..” gumam haena. “oh yah, kita balllum kenalan, namaku
haena. Kau??” lanjut haena. –haena baek-baek ya sama haruhi, dia senior kamu loh disini- “haruhi.” Jawab haruhi. Keudian
haena menengadahkan kepalanya menatap langit lalu tersenyum. Haruhi yang
melihat pemandangan ini, terpengarah. Haena tersenyum dengan tulus –tuh kan
haena, ini nih akibatnya kalo kamu cemberut terus- “kau tidak kembali keruang
klub mu?” Tanya haena membuyarkan haruhi. “jangan salahkan aku kalo hutangmu
tidak segera lunas karena membuang waktumu bersamaku, sekarang.” Lanjut haena. “ah,
iya host klub. Aku pergi dulu. Kapan-kapan datanglah lagi kesana.” Kata haruhi
sebelum dia meninggalkan haena. Haena kembali menatap langit, dengan senyuman
kecil dia bergumam pelan, “keluarga..”
Malamnya saat
makan malam, haena dan appa-nya kembali berdebat. -yah, begitulah keluarga- “jadi, bagaimana? Apa kau
mulai menyukai sekolah barumu?” Tanya appa membuka percakapan. “lumayan.” Jawab
haena singkat. “kau sudah tidak berniat untuk kembali ke korea, kan?” Tanya
appa lagi. “tentu saja aku masih berfikir untuk kembali.” jawab haena. “apa
maksud mu?” Tanya appa sambil mebelalakkan matanya. “maksudku kan sudah jelas
appa.. sejak awal memang aku tidak berencana untuk ke jepang, kok..” balas
membelalakkan matanya pada appa-nya. “haena, kau sudah meninggalkan appa selama
4 tahun ini, apa kau tidak kasian melihat appamu ini?” bujuk appanya. “untuk apa
kasian, selama aku di korea juga appa baik-baik saja kan?” balas haena. “haena,
mengapa kau harus membenci jepang?” Tanya appa dengan nada keras. “aku bukannya
benci, appa. Aku hanya tidak ingin di jepang dan ingin di korea !” bentak haena
tidak kalah keras. “appa tidak habis piker, mengapa meninggalkan jepang hanya
karena ibumu !” appa mengoceh dengan nada sedih, haena mulai kesal dan berusaha
Manahan amarahnya. Namun saat appa-nya berkata, “ibumu disana…..” tiba-tiba
saja haena menjerit histeris dengan kerasnya sambil berdiri. Kemudian dia
berkata dengan pelan, “aku sudah selesai, appa. Aku ke kamar dulu mengerjakan
tugas.” Lalu meninggalkan appanya yang hanya terdiam. Di kamarnya, haena hanya
merenung disampng jendela sambil menatap bintang-bintang. Dengan suara pelan
bahkan nyaris tak terdengar dia bernyanyi lagu twinkle,twinkle. Sementara appa,
dia juga duduk termenung di ruang tengah –aduh appa, jangan marah keaku yah,
kalo anak kamu aku buat durhaka sama kamu- appa bergumam dengan pelan, “jaein,
sebenarnya apa yang sudah terjadi pada anak kita?melihatnya seperti ini aku
merasa menderita dan gagal sebagai appanya” kemudian dia menangis dengan
tangisan yang nyaris tak terdengar. Didepannya, terputar sebuah video yang
menampakkan wajah appa, omma, dan putrid semata wayang mereka, haena yang
sedang bermain dipantai. Haena yang melihat appanya menangis, juga terlihat
sedih. Dia kembali masuk kekamarnya, dan menatap binta-bintang sambil kembali
menyanyikan lagu twinkle-twinkle, masih dengan suara pelan. Perlahan-lahan
airmatanya meleleh.
Appa, aku tidak
membencimu
Aku tidak pernah
membencimu
Aku sangat
menyayangimu appa
Bahkan lebih saying
dari kau menyayangiku
Karena itu, kumohon…
Jangan terluka karena
diriku
Jangan sedih bahkan
sampai menangis karenaku
to be continued ------->>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar