Minggu, 23 September 2012

fanfic ouran high school host club: kyoya's love story_episode 2

sekarang kita merangkap ke episode 2^^
nah, kalo di episode 2 ini, aku sengaja membuatnya agak melodrama gitu
jadi, harap dimaklumi kalo ada adegan melodrama, alias sedih-sedih gitu yah..
happy reading :)




 
-->
Haena sudah duduk disalah satu sofa diruangan itu. Dia masih kaget dan terdiam. Sorang siswa bertanya, “siapa kau?”  tapi haena hanya diam saja.  “namanya, Lee HaeNa, panggil saja haena-san. Dia murid pindahan seperti haruhi-kun. Tapi dia berasal dari seoul, korea selatan.” Jawwab siswi yang tadi mengajak haena ke host klub, yang belakangan baru diketahui namanya miri. “benarkah, sekalah asalmu apa?” Tanya siswa lainnya. “Kirin Art High School.” Jawab haena singkat. Siswi-siswi di ruangan itu mulai rebut membicarakan sekolah kirin. Tamaki-sama pun mulai angkat bicara, “hime, kau dating dari negri seberang. Tentu kami akan melayanimu dengan senang hati. Sekarang kau telah menjadi bagian dari ouran high school, maka kau adalah tamu agung kami.” Dengan gaya lebaynya. Saat itu, haena seperti mengingat seseorang, benar ! kepala sekolah. “kau…anak kepala sekolah?” Tanya haena takut salah.-tenang haenah, gak slah kok- tamaki-sama dengan waja kaget sekalikus tajubnya melototkan matanya menatap haena dan bertanya, “mengapa kau tahu?” haena hanya menjawab dengan berkata, “itu sudah tertuliskan dengn jelas diwajahmu” –ah..haena boong ! kamu kan taunya karna udah ketemu principal- tamaki-sama lalu mengeluarkan cerminnya, dan melihat jidatnya. –aduh..tamaki sama bego, yah..— “dasar idiot !” batin haena. Tiba-tiba, miri-san bertanya pada haena, “tapi haena, apa yang membawamu kasini? Bukankah saat kuajak tadi, kau bilang tidak mau?” “aku di tipu bodoh” batin haena, tapi bukan itu yang dia katakana. Dia hanya berkata, “aku sedang mencari sebuah piano.” Ruangan kembali heboh. “haena-san, kau pandai bemain piano?” Tanya haruhi. –maaf yah, haruhi. Dari tadi kamu gak aku munculin..— mengetahui haena pandai bemain piano, tamaki-sama tentu tidak bisa membiarkan haena sedih karena tidak menemukan piano untuk digunakan. Dia kemudian mebolehkan haena menggunakan piano diruangan itu. “baiklah, kau boleh menggunakan, piano di ruangan ini. Tidak apa-apakan kyoya?” sambil melirik kyoya. Kyoya hanya mengangguk sambil tersenyum. Haruhi juga tersenyum, haena yang senang langsung menuju piano dan memainkan lagu halli to myself. –lha, itukan ost.nya dream high, gak kreatif nih author. Hati-hati haena, guci aja 8juta yen gimana kalo piano- Sementara itu appa ternyata mendengarkan alunan piano haena. Dalam hatinya dia membatin, “lihatlah, jaein. Anakmu kini seperti dirimu, pandai bergaul dan memiliki banyak teman.” Kemudian dia berjalan menjauh dengan tersenyum.
Haena selesai bermain piano, anak-anak lainnya sudah kembali pada aktifitas mereka sebelumnya. Haena berencana meninggalkan ruangan yang menurutnya berisi orang-orang aneh itu, tapi dia malah menabrak seseorang hingga dia jatuh terduduk. Seseorang yang menabraknya kemudian membantunya berdir, “huh ! apa kau tidak punya mata?” keluh haena. Setelah dia memperhatikan dengan jelas dia baru menyadari kalau orang itu adalah kyoya-kun. “kyoya-kun..kenapa kau disini?” Tanya haena keheranan. “aku adalah anggota klub ini, tepatnya wakil presiden klub ini”  jawab kyoya. “huh?” batin haena, dia tidak percaya seorang kyoya yang tenang berada satu klub dengan orang-orang aneh itu. –emang sih, gak wajar. Tapi kalo nonton versi dorama aslinya, kita bakalan tau alas an kyoya-kun bergabung di klub ini- kemudian haena bertanya, “apa benar tidak apa-apa, jika aku menggunakan piano di ruangan ini?” Tanya haena pelan. “ ya, tidak apa-apa. Selama para tamu membayar uang tambahan, jadi tidak apa-apa.” Jawab kyoya santai. Haena kembali menatap kyoya dengan mata melotot. “kau fikir aku mengijinkanmu menggunakan piano itu dengan Cuma-Cuma, aku tidak suka ikut campu pada urusan yang tidak memberikanku keuntungan financial.” Sambung kyoya. Haena yang kesal mendengar kata-kata kyoya barusan keluar dengan nafas tersengal, ternyata haruhi melihat kepergian haena, dan tersenyum simpul. Diluar, dia mengatur nafasnya, “hah ! ternyata dia juga sama tidak warasnya ! mana ada orang yang berfikir seperti itu? Benar-benar egois” batin haena.    Haena pun meninggalkan tempat itu, di dalam haruhi menghapiri kyoya-kun. “kyoya-kun, ada apa? Mengapa haena-san pergi dengan wajah emosi?” Tanya haruhi. “entahlah, aku hanya mengatakan kalau tidak apa-apa dia menggunakan piano disini, karena para tamu-tamu yang akan membayarnya.” Jawab kyoya dengan nada biasa. Sementara haruhi panic mendengarnya, “apa? Kau mengatakan hal itu?” Tanya haruhi. “yah..kau tahu sendirikan aku tidak mau berurusan dengan hal yang tidak memberikanku keuntungan financial.” Jawab kyoya. “kyoya-kun, meskipun begitu kau tidak boleh berkata begitu, kau ini benar-benar tidak sensitive !” ucap haruhi sambil keluar berusaha mencari haena. *kyoya-kun emang tumpul dalam perasaan haruhi, tapi itu yang mejadi daya tariknya.
Haruhi berhasil menemukan haena, dia menemukannya diatap gedung. Kemudian haruhi menemui haena. “kau tidak apa-apa?” Tanya haruhi sambil duduk disamping haena. “tidak memangnya kenapa?” Tanya haena kembali. “soal tadi kyoya-kun berkata yang tidak baik, kau pasti merasa di peralat.” Ucap haruhi pelan. “oh, soal itu. Tidak masalah. Tadi aku hanya merasa mereka semua aneh.” Jawab haena. “aku juga merasakan hal itu, pada awalnya.” Kata haruhi. “benarkah?” Tanya haena, wajahnya terlihat senang , “tapi kalau kau merasa mereka aneh, kenapa kau bergabung dengan klub mereka?” sambung haena. “oh, masalah itu, jadi.. saat aku pertama tiba di sekolah ini, tanpa sengaja aku menjatuhkan guci milik klub seharga 8.000.000 yen. Karena aku tidak punya uang untuk menggantinya, maka aku harus bekerja sebagai host, hingga hutangku lunas.” Jelas haruhi. “wah, ternyata kau juga diperalat, pria itu benar-benar keterlaluan. Bahkan kau juga diperalatnya.” Oceh haena. “tapi meski begitu, seiring berjalan waktu aku bersyukur bertemu mereka. Mereka membuatku merasakan yang namanya keluarga.” Jelas haruhi. “keluarga ya..” gumam haena. “oh yah, kita balllum kenalan, namaku haena. Kau??” lanjut haena. –haena baek-baek ya sama haruhi, dia senior  kamu loh disini- “haruhi.” Jawab haruhi. Keudian haena menengadahkan kepalanya menatap langit lalu tersenyum. Haruhi yang melihat pemandangan ini, terpengarah. Haena tersenyum dengan tulus –tuh kan haena, ini nih akibatnya kalo kamu cemberut terus- “kau tidak kembali keruang klub mu?” Tanya haena membuyarkan haruhi. “jangan salahkan aku kalo hutangmu tidak segera lunas karena membuang waktumu bersamaku, sekarang.” Lanjut haena. “ah, iya host klub. Aku pergi dulu. Kapan-kapan datanglah lagi kesana.” Kata haruhi sebelum dia meninggalkan haena. Haena kembali menatap langit, dengan senyuman kecil dia bergumam pelan, “keluarga..”
                Malamnya saat makan malam, haena dan appa-nya kembali berdebat. -yah,  begitulah keluarga- “jadi, bagaimana? Apa kau mulai menyukai sekolah barumu?” Tanya appa membuka percakapan. “lumayan.” Jawab haena singkat. “kau sudah tidak berniat untuk kembali ke korea, kan?” Tanya appa lagi. “tentu saja aku masih berfikir untuk kembali.” jawab haena. “apa maksud mu?” Tanya appa sambil mebelalakkan matanya. “maksudku kan sudah jelas appa.. sejak awal memang aku tidak berencana untuk ke jepang, kok..” balas membelalakkan matanya pada appa-nya. “haena, kau sudah meninggalkan appa selama 4 tahun ini, apa kau tidak kasian melihat appamu ini?” bujuk appanya. “untuk apa kasian, selama aku di korea juga appa baik-baik saja kan?” balas haena. “haena, mengapa kau harus membenci jepang?” Tanya appa dengan nada keras. “aku bukannya benci, appa. Aku hanya tidak ingin di jepang dan ingin di korea !” bentak haena tidak kalah keras. “appa tidak habis piker, mengapa meninggalkan jepang hanya karena ibumu !” appa mengoceh dengan nada sedih, haena mulai kesal dan berusaha Manahan amarahnya. Namun saat appa-nya berkata, “ibumu disana…..” tiba-tiba saja haena menjerit histeris dengan kerasnya sambil berdiri. Kemudian dia berkata dengan pelan, “aku sudah selesai, appa. Aku ke kamar dulu mengerjakan tugas.” Lalu meninggalkan appanya yang hanya terdiam. Di kamarnya, haena hanya merenung disampng jendela sambil menatap bintang-bintang. Dengan suara pelan bahkan nyaris tak terdengar dia bernyanyi lagu twinkle,twinkle. Sementara appa, dia juga duduk termenung di ruang tengah –aduh appa, jangan marah keaku yah, kalo anak kamu aku buat durhaka sama kamu- appa bergumam dengan pelan, “jaein, sebenarnya apa yang sudah terjadi pada anak kita?melihatnya seperti ini aku merasa menderita dan gagal sebagai appanya” kemudian dia menangis dengan tangisan yang nyaris tak terdengar. Didepannya, terputar sebuah video yang menampakkan wajah appa, omma, dan putrid semata wayang mereka, haena yang sedang bermain dipantai. Haena yang melihat appanya menangis, juga terlihat sedih. Dia kembali masuk kekamarnya, dan menatap binta-bintang sambil kembali menyanyikan lagu twinkle-twinkle, masih dengan suara pelan. Perlahan-lahan airmatanya meleleh.
Appa, aku tidak membencimu
Aku tidak pernah membencimu
Aku sangat menyayangimu appa
Bahkan lebih saying dari kau menyayangiku
Karena itu, kumohon…
Jangan terluka karena diriku
Jangan sedih bahkan sampai menangis karenaku



to be continued ------->>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar